Demo Image
Inovasi Puskesmas Sooko: Mami Mita untuk Pulihkan Balita Kurang Gizi dan Stunting

Inovasi Puskesmas Sooko: Mami Mita untuk Pulihkan Balita Kurang Gizi dan Stunting

Puskesmas Sooko, Kabupaten Mojokerto mempunyai inovasi Mami Mita untuk menekan angka balita kurang gizi dan stunting. Program ini mengajari dan memantau ibu-ibu dalam memberikan menu gizi seimbang kepada anak. Mami Mita adalah akronim dari mantau menu gizi ibu hamil dan balita. Kepala UPT Puskesmas Sooko dr Dadang Hendryanto menyebutkanbahwa program ini dijalankan sejak Oktober 2022. Salah satu tujuannya meningkatkan status gizi ibu hamil dan balita, juga untuk penanggulangan masalah gizi secara rutin dan mandiri.

Inovasi Mami Mita diawali dengan pembentukan kader gizi di 15 desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Sooko. Setiap kader ditugaskan mendaftar nama-nama ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK), serta balita kurang gizi dan stunting. Data tersebut lantas diserahkan kepada bidan desa masing-masing. Per Februari 2023 kemarin, terdapat 77 balita yang mengalami stunting di Kecamatan Sooko. Dengan rincian di Desa Tempuran 2 anak, Kedungmaling 6 anak, Ngingasrembyong 3 anak, Mojoranu 4 anak, Sambiroto 4 anak, Modongan 13 anak. Juga di Desa Karangkedawang 4 anak, Sooko 2 anak, Blimbingsari 13 anak, Brangkal 3 anak, Japan 10 anak, Wringinrejo 6 anak, Gemekan 3 anak, serta Desa Jampirogo 4 anak.

Selanjutnya, tim dari Puskesmas Sooko memberi edukasi tentang menu gizi seimbang dan cara memberi makan anak yang benar kepada ibu-ibu maupun bumil di setiap desa. Selain itu mereka juga diajak untuk melakukan demo memasak sekaligus dijelaskan cara memasak yang baik dan benar sesuai menu gizinya, ada kalori berupa karbohidrat, protein, sayur dan buah. Juga kudapan atau makanan tambahan yang harus bergizi. Karena anak kurang gizi dan stunting terjadi karena kurangnya pengetahuan para ibu tentang menu gizi seimbang.

Tak sampai di situ saja, pihak Puskesmas juga terus memantau menu yang dikonsumsi bumil dan pemberian menu gizi seimbang oleh ibu-ibu kepada anak kurang gizi dan stunting. Caranya, setiap desa dibuatkan grup WhatsApp sebagai sarana untuk melaporkan realisasi menu gizi seimbang sehingga ibu-ibu dapat melapor minimal 2 kali seminggu. Yang dilaporkan adalah menu yang dimakan anak dan bumil setiap hari. Grup Whatsapp juga dimanfaatkan untuk berbagi resep kreasi makanan. Bagi yang gaptek, diberikan buku isi piringku berisi contoh menu-menu makanan dan laporan menu yang dikonsumsi anak dan bumil setiap hari. Sedangkan evaluasi dilakukan setiap bulan melalui Posyandu di setiap desa dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas.

@ Designed By Dinas Komunikasi & Informatika Kab. Mojokerto